Senin, 27 Oktober 2014

HIPOTERMIA PADA BAYI BARU LAHIR



HIPOTERMIA PADA BAYI BARU LAHIR

A.  Pengertian Hipotermia pada Bayi Baru Lahir
Hipotermia adalah suatu keadaan dimana bayi dengan suhu tubuh kurang dari 36,5°C dengan cara pengukuran pada ketiak, dapat disebabkan terpajan lingkungan yang dingin atau bayi mungkin basah atau diberi baju yang tidak sesuai dengan usia dan ukurannya (WHO, 2008).
Suhu normal bayi baru lahir berkisar 36,5°C-37,5°C (suhu ketiak). Gejala awal hipotermia apabila suhu < 36°C atau kedua kaki dan tangan teraba dingin (Sarwono Prawirohardjo, 2006).
Pada saat lahir, faktor yang berperan dalam kehilangan panas bayi baru lahir meliputi area permukaan tubuh yang luas, berbagai tingkat insulasi lemak subkutan, dan derajat fleksi otot. Bayi cukup bulan dengan berat badan lahir tinggi dan fleksi otot yang baik memiliki perlindungan alami terbaik terhadap kehilangan panas. Namun, kemampuan bayi baru lahir tidak stabil dalam mengendalikan suhu secara adekuat sampai dua hari setelah lahir, bahkan jika bayi lahir cukup bulan dan sehat (Helen Varney, dkk, 2008).

B.  Mekanisme Kehilangan Panas pada Bayi Baru Lahir

Menurut JNPK-KR (2007) bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melalui cara-cara berikut :

1.    Evaporasi        : Karena penguapan cairan yang melekat pada kulit

Contoh            : Air ketuban pada tubuh bayi baru lahir, tidak cepat dikeringkan

2.    Konduksi        : Kontak langsung tubuh bayi dengan permukaan yang dingin

Contoh            : Meja, tempat tidur atau pakaian bayi yang basah tidak cepat diganti

3.    Konveksi        : Bayi terpapar udara sekitar yang lebih dingin

Contoh            : Aliran udara dari kipas angin, ventilasi atau pendingin ruangan

4.    Radiasi            : Bayi ditempatkan didekat benda yang mempunyai suhu lebih rendah

Contoh            : Timbangan dingin atau kain basah yang berada didekat tubuh bayi

 

C.  Penilaian Hipotermia pada Bayi Baru Lahir
Menurut Sarwono Prawirohardjo (2006) penilaian hipotermia pada bayi baru lahir dibedakan atas gejala umum hipotermia dan tanda-tanda hipotermia untuk fase sedang, barat dan stadium lanjut yaitu :
Gejala hipotermia bayi baru lahir
1.    Bayi tidak mau minum/menetek
2.    Bayi tampak lesu atau mengantuk saja
3.    Tubuh bayi teraba dingin
4.    Dalam keadaan berat, denyut jantung bayi menurun dan sklerema.

Tanda-tanda hipotermia sedang (stres dingin/cold stress)
1.    Suhu aksila 32°C-36°C
2.    Aktifitas berkurang, letargis
3.    Tangisan lemah
4.    Kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata)
5.    Kemampuan menghisap lemah
6.    Seluruh tubuh teraba dingin

Tanda-tanda hipotermia berat (cedera dingin/cold injury)
1.    Suhu aksila < 32°C
2.    Bibir dan kuku kebiruan
3.    Pernafasan lambat
4.    Pernafasan tidak teratur
5.    Bunyi jantung lambat
6.    mungkin dapat timbul hipoglikemi dan asidosis metabolik
Tanda-tanda stadium lanjut hipotermia
1.    Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang
2.    Bagian tubuh lainnya pucat
3.    Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan (sklerema)
D.  Penanganan Hipotermia pada Bayi Baru Lahir
Menurut Sarwono Prawirohardjo (2006) penanganan hipotermia pada bayi baru lahir antara lain :
1.    Bayi yang mengalami hipotermia biasanya mudah sekali meninggal. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera menghangatkan bayi di dalam inkubator atau melalui penyinaran lampu.
2.    Cara lain yang sangat sederhana dan mudah dikerjakan oleh setiap orang adalah menghangatkan tubuh bayi melalui panas tubuh ibu. Bayi diletakkan telungkup di dada ibu agar terjadi kontak kulit langsung ibu dan bayi. Untuk menjaga agar bayi tetap hangat, tubuh ibu dan bayi harus berada didalam satu pakaian (metoda kanguru). Sebaiknya ibu menggunakan pakaian longgar berkancing depan.
3.    Bila tubuh bayi masih dingin, gunakan selimut atau kain hangat yang disetrika terlebih dahulu, yang digunakan untuk menutupi tubuh bayi dan ibu. Lakukan berulang kali sampai tubuh bayi hangat.
4.    Biasanya bayi hipotermia menderita hipoglikemia, sehingga bayi harus diberi ASI sedikit-sedikit sesering mungkin. Bila bayi tidak bisa menghisap, diberi infus glukosa 10% sebanyak 60-80 ml/kg per hari.

Referensi
Helen Varney, Jan M. Kriebs, dan Carolyn L. Gegor. 2008. Varney’s Midwifery, 4 ͭ ͪ ed “. Jakarta : EGC
JNPK-KR/POGI dan JHPIEGO Corporation. 2007. Pelatihan Asuhan Persalinan Normal Buku Panduan Peserta. Jakarta : JNPK
Prawirohardjo, Sarwono. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP
WHO. 2008. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir : Panduan Untuk Dokter, Perawat, & Bidan. Jakarta : EGC

Download Power Point
Download SAP Hipotermia BBL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar